Diskusi Multi-Pihak oleh University of Queensland Office di Indonesia & Climate Reality Project

Perlunya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di berbagai belahan bumi untuk bersama-sama mencapai target serta tujuan dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan tujuan dari diadakannya Diskusi Informal terbatas yang diselenggarakan oleh Climate Reality Project dengan Kantor Perwakilan UQ di Indonesia. Diskusi informal tersebut diadakan pada Selasa, 4 Februari 2020 dengan mengundang berbagai pemangku kepentingan, dari pemerintah, bisnis baik swasta maupun BUMN, akademisi, dan pemuda.

Pada diskusi tersebut, Dr. Claire Brolan, seorang SDG Policy & Health Equity Specialist dari Centre for Policy Futures University of Queensland memberikan pertanyaan-pertanyaan pemicu agar berbagai pihak dengan perannya masing-masing dapat menceritakan kegiatannya. SDGs Hub UI yang diwakili oleh Dr. Triarko Nurlambang selaku Koordinator SDGs Hub dan Deby Subandi selaku staf menjabarkan mengenai sejarah awal mula SDGs Hub, peran universitas, bentuk potensi kerjasama, dan tenaga ahli terkait TPB dalam internal UI. Terdapat diskusi menarik mengenai tantangan SDGs Hub dalam ‘menyatukan’ berbagai perspektif keilmuan memandang tujuan pembangunan berkelanjutan — baik perspektif sosial, lingkungan, ekonomi, teknik, tiap rumpun keilmuan seringkali sudah memiliki cara pandangnya masing-masing, namun pada akhirnya diharapkan dapat berkolaborasi menjadi transdisiplin. 

Setelah pemaparan dari SDGs Hub, terdapat penjelasan dari Prof. Dr. Ir. Winarni Monoarfa MS., Staf Ahli Menteri LHK Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah yang menjelaskan bahwa Kementerian LHK telah membentuk Roadmap SDG khusus KLHK. Dilanjutkan penjelasan dari Dr. Kartika Adiwilaga, perwakilan dari sektor swasta yang sebelumnya bekerja untuk Danone. Danone adalah salah satu perusahaan besar yang berfokus pada SDG nomor 2: Zero Hunger, lebih spesifiknya akses terhadap makanan bernutrisi. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang FMCG, Danone memiliki kapabilitas untuk menyelaraskan produk-produk yang dimiliki agar dapat sesuai dengan konsep berkelanjutan. Danone juga memiliki program kemitraan dengan LSM untuk mendaur ulang botol.

Pemaparan selanjutnya diberikan dari pihak BUMN yang sudah dikenal  dalam mengintegrasikan SDG kedalam kegiatannya, PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI). PT. SMI yang diwakili oleh Ibu Farida Zaituni, Vice President of the Environmental and Safeguard Division dan Bapak Muhammad Irwan, menjelaskan berbagai aktivitas yang sudah dilakukan oleh PT. SMI, seperti platform SDG Indonesia One dan pemberian dana untuk pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memiliki dampak sosial. 

Selain pemaparan dari perwakilan pemerintah, swasta, dan BUMN, terdapat pemaparan dari Lia Zakiyyah, Climate Reality Leader dari The Climate Reality Project dan Communication Specialist mengenai program YLCCC (Youth Leadership Camp for Climate Crisis) yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemuda dalam isu lingkungan. Perlu ditekankan bahwa peran anak muda tidak dapat dianggap sebelah mata karena pemuda saat ini akan menjadi pemimpin Indonesia di kemudian hari. Potensi pemuda dengan ide inovatif untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi di Indonesia perlu diberikan perhatian yang lebih besar. 

Pada akhir diskusi, Dr. Claire Brolan menyimpulkan bahwa, perencanaan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia sudah lebih baik dibandingkan banyak negara lain karena adanya political will dari pemerintah, yang diwujudkan melalui Perpres no. 59 tahun 2017. Diterapkannya political will pada level teratas tersebut tersebut, mendorong berbagai pihak untuk turut bekerjasama dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing.